OPTIMALISASI GERAKAN PENYULUHAN DALAM PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
OPTIMALISASI GERAKAN PENYULUHAN
DALAM PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Dewi Canda Yana
(17104011)
Membangun dan
memajukan pertanian indonesia melalui tulisan.
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan negara agraris dengan lahan pertanian yang sangat luas dan produktif.
Ada banyak sekali komponen dalam sektor pertanian seperti perikanan,
perternakan, perkebunan dan perindustrian, semua komponen tersebut saling
berkaitan satu sama lainnya dan memiliki banyak potensi yang harus terus
dikembangkan. Pertanian merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan sebagai mata pencarian para petani untuk memperbaiki kehidupan
mereka. Pertanian yang maju tergantung pada petani dan sistem pendukungnya,
maka dari itu petani harus smart, kreatif dan inovatif. Namun, petani yang
pintar saja tidaklah cukup, untuk mewujudkan pertanian indonesia yang maju dan
modern dibutuhkan sistem pendukung yang
dapat membangun jiwa dan menginspirasi rakyat khusunya petani dengan cara
mengoptimalkan penyuluhan pertanian.
Dunia
penyuluhan di Indonesia mengalami pasang surut yang cukup dinamis dari
waktu ke waktu. Semenjak dibangun pada
awal 1970-an, satu momentum penting sehingga kelembagaan penyuluhan mulai
menata diri dengan baik adalah lahirnya Undang-Undang No. 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Salah satu poin penting dalam
UU ini adalah perlunya membangun kelembagaan penyuluhan di daerah pada level
provinsi maupun kabupaten/kota. Besar
harapan bahwa dengan undang-undang ini penyuluhan tidak lagi sekedar proses
alih teknologi, namun lebih kepada tercapainya kemandirian petani (Sadono 2008)
.
TUJUAN
Tujuan
pembuatan artikel ini untuk menggunakan, mengoptimalkan, dan
memperkenalkan seputar sektor pertanian
dan dunia penyuluhan indonesia.
Disamping
itu dengan terus dikembangkannya penyuluhan pertanian indonesia dapat membangun
memotivasi dan memberikan pengalaman kepada rakyat terutama petani. Mengajak
semua petani agar dapat berkerjasama demi menciptakan pertanian berkelanjutan.
METODE
Dalam
melakukan analisis terkait persoalan artikel, penulis menggunakan metode
literatur. Penulis menggunakan beraneka variasi sumber pustaka dan 3 jurnal yang
membeberkan seputar pergeseran paradigma penyuluhan di indonesia. Untuk
memperoleh data atau isu penulis menggunakan berbagai macam variasi dan sumber
rujukan yang tersedia menciptakan penulisan artikel ini supaya berjalan dengan
baik.
PEMBAHASAN
Tujuan
Dan Sasaran Penyuluhan Pertanian
Adapun
Tujuan pengaturan sistem penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya manusia
dan peningkatan modal sosial, yaitu:
a. Memperkuat pengembangan pertanian yang maju
dan modern dalam sistem pembangunan yang
berkelanjutan;
b. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif,
penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran,
dan pendampingan serta fasilitasi;
c. Memberikan kepastian hukum bagi
terselenggaranya penyuluhan yang produktif, efektif, efisien, terdesentralisasi,
partisipatif, terbuka, berswadaya, bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan
luas ke depan, berwawasan lingkungan, dan bertanggung jawab yang dapat menjamin
terlaksananya pembangunan pertanian;
d. Memberikan perlindungan, keadilan, dan
kepastian hukum bagi pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan
penyuluhan serta bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan; dan
e. Mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan
sejahtera, sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian.
Dalam
konteks penyuluh pertanian, pada era saat ini kegiatan penyuluhan tidak hanya
satu arah. Penyuluh harus bisa hidup di antara petani, hadir di dalam semangat
petani serta terlibat secara partisipatif dalam kegiatan petani. Jadi, penyuluh
tidak hanya memberikan teori budidaya serta masalah hama dan penyakit tanaman,
namun harus bisa membukakan dan menguatkan petani untuk berkarya (Syahyuti,
2014). Tujuan
penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan perubahan-perubahan dalam diri
petani yang mencakup tingkat
pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap
kegiatan usaha tani yang dilakukan. Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu
peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani
terjamin. Tujuan pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan
produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
keluarga petani dan rakyat desa, mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.
Kesesuaian
Sasaran Dan Tujuan Serta Masalah Yang Ada
1. Kualitas dan jumlah SDM penyuluh
Kualitas
SDM penyuluh rendah menjadi salah satu permasalahan. Ketidakmampuan penyuluh
dalam menjalankan program dari pemerintah dan minimnya disiplin ilmu yang dimiliki
menjadi kendala dalam penyuluhan. Selain itu, proses adaptasi penyuluh yang
kurang baik dalam masyarakat akan menimbulkan gesekan sosial dilingkungan
masyarakat itu sendiri. Kurangnya jumlah penyuluh serta sebaran penyuluh yang tidak
merata. Keberadaan suatu daerah yang terpencil, minimnya saran dan prasarana
serta jauh dari pusat kota menjadi salah satu alasan kurangnya jumlah penyuluh
disuatu daerah tersebut. Idealnya 1 desa 1 penyuluh agar penyuluhan pertanian
dapat berjalan baik. Dengan kondisi seperti ini pemerintah bisa berupaya menumbuhkembangkan
penyuluh swadaya.
2. Sarana dan prasarana penyuluhan
Dengan
keberadaan penyuluhan yang langsung bersentuhan dengan petani, tentunya membutuhkan
sarana dan prasaran yang memadai. Pada prakteknya, masih banyak penyuluh yang
belum mendapatkan sarana dan prasarana tersebut. Kondisi ini akan berpengaruh
pada kinerja penyuluh dalam menjalankan aktivitasnya.
3. Mobilisasi dan perpindahan penyuluh Motivasi
dan semangat penyuluh dalam melakukan berbagai aktivitas penyuluhan dapat menentukan
keberhasilan petani ataupun kelompok tani. Tekanan dan masalah sosial lainnya
mempengaruhi mobilisasi penyuluh. Kebijakan dilakukan dinas terkait dalam
merotasi atau melakukan pemindahan PPL dari satu desa pindah ke desa yang lain
akan memberikan pengaruh sosial terhadap petani atau masyarakat.
Adanya
beberapa kondisi yang menekan sehingga perlunya kelahiran penyuluhan pertanian modern,
yakni adanya praktik-praktik baru dan temuan-temuan penelitian, kebutuhan
tentang pentingnya informasi untuk diajarkan kepada petani, tekanan terhadap
perlunya organisasi penyuluhan, ditetapkannya kebijakan penyuluhan, dan adanya masalah-masalah
baru yang dihadapi di lapangan. Perkembangan dunia merupakan konteks yang
memengaruhi mengapa dibutuhkan organisasi baru dan manajemen modern dalam
penyuluhan pertanian dan pembangunan
perdesaan (Swanson et al. 2004). Petani saat ini harus lebih efisien dan
efektif dalam usaha taninya. Dengan informasi yang semakin terbuka dan naiknya pendidikan petani, penyuluh tidak lagi harus
ahli untuk segala bidang karena petani sendiri ternyata juga memiliki
pengetahuan dan kecerdikan, baik secara individu maupun kolektif.
PENUTUP
Optimalisasi
penyuluhan indonesia memberikan pengaruh dalam pemberdayaan petani sebagai fasilitator, penganalisis lingkungan,
pendamping petani, dan motivator. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran penyuluhan
cukup efektif dalam membantu petani memperoleh informasi dan pengetahuan yang
dibutuhkan, meningkatkan kerjasama
diantara petani, dan mampu memilih inovasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sadono
D. 2008. Pemberdayaan petani: paradigma baru penyuluhan pertanian di Indonesia.
J Penyul. 4(1):65-74.
Swanson
BE, Robert PB, Andrew JS, editors. 2004: Improving agricultural extension: a
reference manual [Internet]. [cited 2014 Oct 14]. Available from:
http://www.fao.org
Syahyuti.
2014. Modernisasi Penyuluhan Pertanian Di Indonesia: Dukungan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 terhadap Eksistensi Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di
Daerah. Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 14 No. 2, Desember 2016: 83-96.
Komentar
Posting Komentar